Sepele merubah kerusakan parah...
TIMING BELT
Pernah dengar istilah timing belt? Timing belt adalah komponen mesin
yang tugasnya menghubungkan serta menyelaraskan putaran as kruk dengan
noken as agar tidak saling berbenturan geraknya. Bentuknya berupa karet
bergerigi. Meski kelihatannya sepele, kalau tidak diperhatikan bisa
menyebabkan mesin rusak parah.
Pemilik kendaraan harus
benar-benar memperhatikan masa pakai timing belt. “Karet ini punya umur
tertentu karena lama-lama akan aus. Biasanya kalau sudah mencapai
sekitar 50.000 km harus segera diganti. Jangan tunggu sampai rusak atau
putus,” Jika timing belt putus, akibatnya bisa sangat parah. Saat putus,
kondisi mesin pasti sedang berjalan. Mesin yang sedang dalam putaran
tinggi akan saling bertabrakan sehingga bisa mengakibatkan piston pecah
dan klep bengkok. “kalau sudah begitu, ya terpaksa turun mesin. Dengan
kondisi seperti itu, pemilik kendaraan harus merogoh kocek setidaknya Rp
5 jutaan agar mesin bisa bekerja lagi. Padahal biaya mengganti timing
belt cuma sekitar Rp 200 ribu sampai Rp 850 ribu tergantung jenis
mobilnya,”
Untuk menghindari kerusakan yang tak perlu, jalan terbaik
adalah dengan penggantian rutin sesuai umur pakainya yakni sekitar 50
ribu km untuk mesin bensin, atau sekitar 100.000 km untuk mesin disel.
Untuk mobil yang kerjanya berat, timing belt biasanya lebih cepat aus
sehingga penggantian dilakukan lebih cepat. Selain penggantian, cek juga
apakah ada oli yang merembes dari seal yang terdapat pada cranksaft
atau camsaft. Oli yang bocor bisa mengenai timing belt dan membuat karet
ini lebih cepat rusak.
No comments:
Post a Comment